Saturday, July 7, 2012

PENGAMBILAN CAPSAISIN DALAM CABAI DENGAN ETANOL MELALUI EKSTRAKSI


Cabai (Capsicum sp.) merupakan salah satu bahan pangan yang mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Cabai berasal dari Peru, namun penyebarannya bermula dari Benua Amerika, kemudian ke Benua Asia, Afrika, dan Eropa. Cabai merah merupakan salah satu jenis tanaman dari suku terung-terungan (Solanaceae atau Nightshade). Tanaman ini merupakan tanaman semusim yang mudah tumbuh di dataran rendah. (Grolier, 1996)
Kebutuhan akan cabai ini semakin meningkat setiap tahunnya. Pada umumnya masyarakat luas menggunakan cabai sebagai bahan masakan yang dapat memberikan rasa pedas dan pembangkit selera makan. Tingginya kebutuhan akan cabai ini menyebabkan harga cabai cenderung mahal.
Cabai merupakan tanaman yang mempunyai kandungan air yang cukup tinggi, sehingga cabai segar tidak tahan untuk disimpan dalam waktu yang lama. Untuk itu diperlukan tempat penyimpanan cabai khusus. Mengingat tingginya kebutuhan akan cabai, dilakukan berbagai penelitian terhadap cabai. Salah satunya adalah mengambil kandungan capsaisin pada cabai dengan cara ekstraksi menggunakan pelarut tertentu.
Capsaisin adalah zat yang mengakibatkan rasa pedas pada cabai. Capsaisin yang telah diekstraksi dari cabai diperoleh dalam bentuk oleoresin. Oleoresin capsaisin lebih  mudah larut dalam makanan. Penggunaan oleoresin dapat mengurangi biaya transportasi karena volum per satuan berat akan berkurang dan penyimpanannya lebih mudah.
Oleoresin capsaisin selain sebagai bumbu masakan juga memiliki manfaat-manfaat lain, yaitu sebagai bahan pembuatan ginger beer. Capsaisin juga mempunyai nilai ekonomi yang tinggi pada bidang farmasi, yaitu sebagai obat oles untuk membantu menghilangkan rasa sakit atau nyeri akibat penyakit saraf, nyeri pada otot persendian, akibat radang, sakit punggung ringan, serta otot tegang dan keseleo. Cara pengobatan sakit seperti itu diobati menggunakan obat yang dapat memberikan rasa hangat pada daerah yang diinginkan, sehingga menjadi mati rasa. Oleh karena itu capsaisin digunakan oleh para ahli sebagai pengobatan, dengan menempelkannya pada kulit pasien sampai terasa panas, lalu dilepaskan. Selain untuk meredakan rasa sakit atau nyeri, capsaisin juga diujicobakan sebagai obat penghambat kanker leukimia (Ito, 2004), obat kanker prostate(Mori, 2006), maupun sebagai obat diabetes sebagaimana yang telah diteliti oleh peneliti asalToronto, Canada (Razavi, 2006). Selain itu juga digunakan sebagai biological pesticide dan dalam pembuatan gas air mata.
Cabai terdiri dari beberapa jenis berdasarkan tingkat kepedasannya. Rasa pedas cabai disebabkan oleh zat yang disebut capsaisin. Capsaisin memiliki rumus molekul C18H27NO3 dengan nama IUPAC 8-methyl-N-vanillyl-6-nonenamide, (CH3)2CHCH=CH(CH2)4CONHCH2C6H3-4-(OH)-3-(OCH3)).
           Umumnya cabai mengandung 0.1-1.0% capsaisin. Capsaisin terdapat pada biji, kulit, dan daging buah cabai. Zat ini banyak digunakan sebagai biological pesticide dalam melawan serangga dan rodent. Sebagai pestisida, capsaisin digunakan di dalam ruangan (karpet dan furniture) dan juga di luar ruangan (lahan buah dan sayur). Selain itu capsaisin digunakan dalam pembuatan gas air mata. (http//wikipedia.com, 2010)
           Derajat kepedasan cabai dinyatakan dalam ppm atau ppb. Di dalam dunia industri, ukuran standar untuk mengukur kekuatan cabai yaitu Scouville Unit. Capsaisin murni memiliki Scouville Unit 16 juta.(pepper.html, 2002)
Ekstraksi padat-cair adalah salah satu cara yang digunakan dalam operasi pengambilan zat dalam bahan padat menggunakan solven cair. Sering disebut sebagai leaching, lixiviation, dan washing. Prinsip ekstraksi ini adalah dengan cara melarutkan padatan yang mengandung senyawa tertentu ke dalam pelarut organik. Proses ekstraksi biasanya disertai dengan proses pemisahan solut dari pelarutnya, misalnya pemisahan minyak cengkeh dari n-heksana. Padatan harus dipecah atau dicacah terlebih dahulu agar ukurannya semakin kecil dan luas permukaannya semakin besar, sehingga kecepatan transfer massa meningkat.
Dasar pemilihan pengambilan capsaisin dengan cara ekstraksi adalah perbedaan daya larut dari tiap-tiap komponen ke dalam zat pelarut. Mekanisme ekstraksi padat-cair umumnya terdiri dari dua langkah, yaitu:
1.             Kontak antara solven dengan bahan padat untuk diambil solutnya
Pada langkah ini terjadi perpindahan massa solut dari padatan ke dalam cairan dan berlangsung melalui dua tahapan proses, yaitu difusi (dari badan padatan ke permukan padatan) dan perpindahan massa (dari permukaan padatan ke badan cairan).
Kedua proses ini berlangsung seri, jika salah satu tahapan lebih cepat, maka tahapan yang lebih lambat akan menentukan kecepatan proses. Bila ukuran padatan relatif kecil, maka difusi solut dari badan padatan ke permukaan berlangsung sangat cepat sehingga kecepatan ekstraksi ditentukan oleh kecepatan perpindahan massa solut dari permukaan ke badan cairan. Sebaliknya, bila ukuran padatan relatif besar, maka difusi solut dari badan padatan ke permukaan berlangsung sangat lambat sehingga kecepatan ekstraksi ditentukan oleh difusi solut dari badan padatan ke permukaannya. Oleh karena itu pada praktikum ini digunakan ukuran padatan yang relatif kecil, sehingga kecepatan ekstraksi hanya dikontrol oleh kecepatan perpindahan massa capsaisin dari permukaan padatan ke cairan.
2.             Pemisahan cairan ekstrak dari rafinat.
Kadar zat dalam ekstrak semakin besar dengan jangka waktu yang lama tetapi pada suatu saat akan tercapai keadaan kesetimbangan padat-cair yakni keadaan dimana kadar zat dalam ekstrak relatif tetap atau tidak ada perubahan konsentrasi di masing-masing fase.



No comments:

Post a Comment