Bir atau wine dibuat melalui 4 tahapan, yaitu malting, wort production, fermentation,
dan down-stream processing. 4 tahapan
ini adalah tahapan yang umum dijumpai, karena setiap industri wine memiliki jumlah
fermentasi, temperatur, penyimpanan, yeast, dan prosedur-prosedur lain yang
dirahasiakan untuk memproduksi wine mereka. Pada tahapan terakhir yaitu down-stream processing, wine mengalami
proses filtrasi. Pada proses ini, wine harus difiltrasi untuk menghilangkan
yeast, protein, dan berbagai substansi yang tidak diinginkan. Metode yang
selama ini dipakai adalah metode Kieselguhr, sejenis silika yang berasal dari lapisan
tanah. Kieselguhr memiliki efek negatif yaitu menimbulkan debu dan dapat
merusak lingkungan, oleh karena itu Kieselguhr dinilai berbahaya bagi
keselamatan pekerja.
Filtrasi
Kieselguhr
Penggunaan Kieselguhr semakin dihindari dari
berbagai aspek. Bahan filter yang digunakan harus selalu diregenerasi, karena
bila dibuang membutuhkan biaya treatment
yang mahal dan juga tidak ramah lingkungan. Regenerasi bahan filter tidak
terlalu efektif, dan hingga saat ini berbagai penelitian dilakukan namun belum
menemukan solusi yang tepat. Penanganan bahan filter sendiri menimbulkan polusi
berupa debu dan dinilai sangat berbahaya bagi kesehatan pekerja. Bahan filter
ini juga mengakibatkan proses batch
berjalan rumit dan tidak fleksibel. Karena alasan-alasan inilah, dikembangkan
metode baru menggunakan membran. Berbagai industri wine sudah banyak menerapkan
teknologi filtrasi menggunakan membran.
Membran, dibandingkan dengan Kieselguhr, tidak
menimbulkan polusi debu maupun mengancam keselamatan dan kesehatan pekerja.
Metode ini tidak memerlukan pembuangan bahan filter, selain itu prosesnya
sangat fleksibel. Umur membran juga sangat panjang bila dibandingkan dengan
Kieselguhr. Pori-pori membran dapat dibuat sedemikian sehingga dapat mengontrol
partikel apa yang dapat melewatinya. Transportasi melalui membran disebabkan
oleh perbedaan aktivitas kimia komponen pada kedua sisi membran, contohnya
perbedaan tekanan. Pada filtrasi wine menggunakan membran, digunakan tekanan
yang tinggi pada sisi feed dan tekanan lebih rendah pada sisi permeate. Kekurangan pada proses ini adalah adanya
kemungkinan terjadinya fouling pada membran sehingga dibutuhkan bahan kimia
untuk membersihkan membran.
Selain
menghilangkan protein dan yeast, pada industri wine, membran juga digunakan
untuk mengatur kandungan oksigen, karbondioksida, dan nitrogen dalam wine.
·
CO2 Control of Beer
Terkadang
fermentasi alami tidak dapat menyediakan CO2 yang cukup untuk menghasilkan rasa
dan buih pada produk akhir.
·
Nitrogenation of Beer
Nitrogen
terkadang ditambahkan untuk meningkatkan buih yang ada di permukaan bir.
·
Deoxygenation of Beer
Untuk
menghilangkan oksigen yang terambil oleh bir selama proses transfer.
·
CO2 scrubbing
CO2
dikontakkan dengan air untuk menghilangkan kontaminan-kontaminan yang berasal
dari proses fermentasi (fenol, alkohol, dan senyawa organik lain). Air
pengontak harus di-deoksigenasi dahulu untuk mencegah oksigen mengontaminasi
CO2.
·
H2S removal
Air
dapat mengandung H2S dan harus dihilangkan atau dapat menurunkan kualitas rasa
dari produk akhir.
Pemasangan
filter
Untuk pemasangan filter, ada dua jenis pemasangan
yang digunakan yaitu pad type filter
dan cartridge type filter. Pad type filter terdiri atas tumpukan
frame-frame stainless steel yang disatukan melalui proses clamping. Setiap kerangka dipisahkan oleh filter pad. Wine mengalir hingga setengah frame, melewati filter
pad dan keluar melalui frame yang lain. Pad
type filter ini biasanya terbuat dari stainless steel dan plastik.
Mekanisme clamping sangat besar, dan
material yang dibutuhkan sangat mahal. Frame yang digunakan juga sangat sulit
untuk dibuat. Oleh karena itu, pad type
filter cukup mahal.
Cartridge
type filter terdiri atas material yang berbentuk
silinder berlubang. Cartridge
silinder ini ditempatkan dalam plastik atau stainless steel. Wine mengalir masuk
ke dalam silinder, dan melewati filter
cartridge dari bagian luar ke bagian dalam, setelah itu wine mengalir
keluar silinder. Cartridge type filter
biasa digunakan untuk filtrasi air. Silinder plastik diproduksi dalam jumlah
yang besar, dan harganya mahal.
Mekanisme
filtrasi
Filtrasi dapat berjalan melalui dua mekanisme. Mekanisme
pertama adalah proses adsorpsi, dimana partikel-partikel yang tidak diinginkan
tertarik ke dalam material filter berpori. Tenaga elektrostatik dan adhesi
bertanggung jawab untuk menjebak partikel. Lubang dan jalur dalam material
filter berukuran jauh lebih besar dari partikel-partikel yang terjebak.
Mekanisme jenis ini disebut ‘depth
filtration’ karena partikel terjebak di dalam ketebalan dari material
filter.
Mekanisme kedua adalah proses yang lebih sederhana.
Cairan dipaksa melewati membran yang mengandung banyak lubang dan pori. Ukuran
pori cukup besar sehingga partikel yang diinginkan bisa melewatinya, namun juga
cukup kecil untuk menahan partikel-partikel yang tidak diinginkan. Membran
terbuat dari material plastik yang sangat tipis dan diameter pori dapat
berukuran sangat kecil. Membran filter ini biasa disebut ‘sterille filter’, karena pori-pori membran cukup kecil untuk
menahan mikroba-mikroba pada wine.
1. Depth Filter
Depth
filter digunakan untuk menghilangkan fragmen anggur,
kristal tartrate, sel yeast, dan komponen-komponen lain dari wine. Depth filter dibuat dengan penekanan dan
pengikatan serat-serat menjadi seperti karpet atau kertas. Dulu, serat asbestos
sering digunakan. Namun sekarang depth
filter dibuat dari selulosa. Serat-serat selulosa diproses sedemikian
sehingga menimbulkan gaya elektrik. Jalur-jalur panjang diperoleh dari
serat-serat yang menjebak partikel di dalam membran. Partikel-partikel yang
berukuran kecil tertahan ketika pad dibuat lebih rapat dan tebal. Cairan yang
mengalir melalui pad menjadi lebih lambat seiring dengan lebih rapatnya pad.
Tabel berikut menunjukkan flow rate air
(gal/min/m2) pada tekanan 10 lb/in2.
Filter
number
|
Flow
Rate
|
2
|
30
|
3
|
26
|
4
|
20
|
5
|
16
|
6
|
14
|
7
|
11
|
ek
|
5
|
eks
|
3
|
Depth
filter diproduksi pada beberapa ukuran dan jumlah. 8 by 8,
16 by 16, 36 by 36 in2 adalah ukuran yang paling umum. 16 in adalah yang paling
populer untuk produksi wine ukuran kecil. Ketebalan pad tergantung porositas,
biasanya berukuran 3/16 in. Depth filter
cartridge terbuat dari berbagai material termasuk selulosa dan serat
plastik.
2. Membrane Filter
Membrane
filter seperti yang dipelajari disini, adalah material
yang sangat tipis, elastis dan fleksibel. Membran
filter bekerja seperti ayakan.
Membran terbuat dari material plastik seperti
polypropylene, cellophane, dan polyester. Karena membran sangat tipis, lapisan
supporting tambahan sangat dibutuhkan, dan membran filter ditempatkan pada
bagian permukaan. Membrane filter
cartridge jauh lebih mahal dibandingkan depth
filter karena konstruksi yang lebih rumit dan material yang lebih mahal.
Porositas membran diurutkan berdasarkan skala
tertentu, dan didesain sesuai ukuran lubang ekivalen. Untuk industri wine,
porositas yang paling umum digunakan adalah 0.65, 0.45, dan 0.2 mikron. Karena
bersifat seperti ayakan, membran mudah tertutup atau tersumbat. Untuk
mengurangi masalah ini, semua wine yang akan dilewatkan melalui membran harus
melewati depth filter berukuran 1 mikron terlebih dahulu. Membran filter dapat
dicuci dan di-backflushing untuk
membersihkan partikel-partikel yang menutupinya, sehingga membran filter dapat
digunakan berulang kali.
Membran filter digunakan untuk mensterilisasi wine
sebelum dikemas dalam botol. Membran filter dengan ukuran 0.45 mikron dapat menghilangkan
semua bakteri dan yeast dalam wine.
Filterability
Pada proses filtrasi wine, filterability adalah
aspek yang sangat penting, baik pada Kieselguhr maupun pada metode membran.
Filterability yang rendah dapat mengakibatkan biaya produksi yang tinggi dan
volume produksi yang besar. Menurut Waiblinger (2002), yang menyebabkan 60%
dari masalah yang timbul pada proses filtrasi dengan membran adalah β-glucan.
Setelah itu barulah muncul masalah-masalah yang disebabkan oleh α-glucan,
mikroorganisme, dan material-material partikulat (akibat ketidakmampuan
menghilangkan partikel-partikel yang terpecah). β-glucan berasal dari malt, dan
jumlahnya tergantung dari kualitas malt dan proses penghalusan. Selama proses
penghalusan pada temperatur rendah, β-glucan terpecah menjadi β-glucana. Pada
temperatur diatas 60⁰C
β-glucan terbentuk dari β-glucan-selobiase. Pada temperatur ini pula β-glucana
menjadi tidak aktif dan tidak dapat mengurangi jumlah β-glucan yang ada,
sehingga menimbulkan larutan dengan konsentrasi β-glucan yang tinggi. Ketika
β-glucan ini dikenai shear stress
tinggi, tekanan tinggi, dan rapid cooling, mereka sering memperpanjang rantai
glucannya dan melakukan ikatan hidrogen
hingga membentuk gel. Gel ini akan membentuk lapisan pada permukaan membran,
menyumbat membran dan akhirnya mencegah terjadinya filtrasi.
Untuk meningkatkan filterability, banyak industri
wine menambahkan flocculant sebelum proses filtrasi dan menunggu hingga terjadi
sedimentasi untuk memisahkan partikel-partikel besar. PVPP
(polyvinylpolypyrrolidone) sering ditambahkan untuk memisahkan polyphenol dalam
wine. Silica kadang digunakan untuk memisahkan protein melalui sedimentasi.
Waktu sedimentasi juga merupakan aspek penting karena bila tidak akibatnya bagi
membran akan lebih buruk dibandingkan tanpa penambahan flocculant.
Membran bekerja sebagai barrier di antara 2 fase
cairan dan bekerja sebagai filter yang hanya membiarkan molekul atau partikel
tertentu untuk melewatinya. Ada dua mekanisme transportasi partikel melalui
membran, yaitu membran berpori menyaring serta menghentikan molekul-molekul
yang terlalu besar, dan mekanisme kedua adalah difusi molekul yang terjadi pada
larutan. Ada berbagai tipe membran yang dapat digunakan, bergantung pada proses
yang diinginkan. Sebagai contoh, yang dibahas di sini adalah membran berpori
menggunakan perbedaan tekanan sebagai driving
force-nya.
Gambar
skematik proses pemisahan menggunakan membran (Mulder)
Kecepatan fluks melalui membran sebanding dengan driving force-nya.
Mikrofiltrasi melalui membran similar dengan filtrasi biasa. Diameter
pori yang digunakan selitar 0.05-10 µm dan umumnya digunakan pada emulsi dan
suspensi. Massa flux melalui membran dideskripsikan dengan hukum Darcy dan
sebanding dengan beda tekanan.
Atau
Dengan J adalah fluks, ΔP adalah beda tekanan, µ adalah
viskositas, dan RT adalah tahanan hidraulik pada membran, dimana
kueh terbentuk pada permukaan membran.
Fouling
Fouling
pada membran selama terjadi proses filtrasi adalah masalah besar karena dapat
menurunkan fluks dan mengakibatkan penambahan biaya. Fouling umumnya dibagi menjadi 3 kasus (fenomena) yang berbeda,
yaitu pembentukan kueh, penyumbatan pori, dan absorpsi.
Gambar
3. Berbagai jenis fouling pada membran (Fillaudeau)
Mikrofiltrasi dapat dioperasikan dengan dua cara, yaitu dengan
tekanan permeate yang konstan sehingga memberikan penurunan fluks, dan dengan
fluks yang konstan sehingga perlu mengubah-ubah tekanan permeate.
Peningkatan hambatan pada membran dapat menyebabkan penurunan
fluks dan tekanan. Penurunan kecepatan aliran adalah cara yang paling umum
digunakan pada industri wine. Sedangkan pressure drop pada sisi feed biasanya
tinggi.
Pengendapan partikel pada pori sangat tergantung pada kecepatan
aliran, fluks, tekanan transmembran, hambatan membran, distribusi ukuran
partikel, bentuk partikel, agglomerasi, surface effect (elektrostatik), dan
sebagainya. Dengan filtrasi crossflow, volume permeate meningkat dibandingkan
dengan filtrasi batch, dengan menurunkan pembentukan kueh.
Partikel besar biasanya terjebak dalam pori-pori membran
sehingga dapat menutup pori. Penutupan pori ini dapat berupa penutupan parsial
sehingga dapat menurunkan fluks, dan dapat berupa penutupan total pori.
Penutupan pori ini meningkatkan tahanan membran, sedangkan
pembentukan kueh membuat tahanan tambahan yang baru. Protein terbukti menjadi
penyebab hampir seluruh fouling yang
dijumpai. Oleh karena itu untuk meningkatkan kinerja mikrofiltrasi, perlu
dilakukan pencegahan fouling yang
disebabkan oleh protein. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan backwashing.
Gambar
4. Backwashing
Metode lain yang sudah digunakan oleh beberapa
industri wine untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi mereka adalah
metode Crossflow Hollow Fiber Reverse Flow Modes.
Metode ini membutuhkan waktu lebih sedikit untuk
membersihkan membran, sehingga menyediakan waktu filtrasi yang lebih lama, dan
menghilangkan kebutuhan backflushing.
Kelebihan metode ini antara lain adalah:
- ·
Meningkatkan waktu fltrasi
- ·
Menurunkan biaya dengan menghilangkan
peralatan backflushing
- ·
Memperlama umur membran
- ·
Meningkatkan kuantitas hasil